Membincangi masalah kopi dan aktivis mahasiswa-mahasiswi indonesia, sampai hari ini realitanya sebagian besar dari mereka tidak bisa lepas dari yang namanya kopi, semisal ketika mengadakan konsolidasi, refresh diri, mencari imajinasi, membaca buku, diskusi, serta menjamu tamu kopi akan selalu berada ditengah-tengah mereka.
Inilah tradisi yang tersuntikkan dinadi-denadi sebagian aktivis, bagi aktivis pecandu kopi betul kiranya kita mengatakan tiada hari tanpa mangkal diwarung kopi, tetapi saya kemudian tergelitik untuk mengajukan pertanyaan, secara esensial apakah aktifitas ngopi aktivis kekinian sama halnya yang dilakukan oleh para aktivis dahulu?
bermacam-macam tipe yang ditawarkan oleh pelaku bisnis yang bergelut diwilayah bisnis warkop.
Pertama untuk segmen mahasiswa para owner warkop menawarkan tipe easy, normal, dan semi higt class.
Tipe easy adalah tipe dimana harga yang ditawarkan sama dengan seperempat sampai setengah sekali makan mahasiswa, kualitas kopi yang diberikan bermacam-macam tentunya ada yang kepahitan yang diuatamakan maupun normality kopi dan gula seimbang sesuai dengan selera costumer, dan nuansa yang diberikan ala kadarnya dipinggiran jalan maupun disekitaran kampus ada juga beberapa yang memfasilitasi hotspotan, Koran dll. Tipe ini biasanya dimanfaatkan bagi mahasiswa sebagai tempat refresing sepulang kuliah, konsolidasi, kadang-kadang baca buku, diskusi person dan massal serta dijadikan semacam basecamp bagi internal organisasinya. Tak luput pula kadang-kadang para aktivis mahasiswa menjadikan warkop tipe ini sebagi tempat main poker dan game-game lainnya sebagai pembunuhan waktu dan games adalah sedikit wadah untuk pendoktrinan dan pengintrikan.
Contoh tipe ini untuk wilayah malang adalah warkop sr, djaeg, pelatan unmer dll.
Tipe normal adalah tipe dengan nuansa yang sedikit nyaman dan bersih, hampir sama mungkin pemanfaatannya dengan yang diatas. Tetapi yang sedikit membedakan adalah tipe ini biasa digunakan untuk timbrungan menggaet sesama aktivis wanita, maupun wanita dan lelaki, tipe ini biasa ramai ketika tanggal muda karena dalam kondisi tanggal mudalah mahasiswa memiliki uang lebih untuk ngopi dikarenakan tipe ini sedikit lebih besar budgetnya dari tipe easy. Hampir semua untuk warkop tipe ini menyediakan hotspotan dan tv.
Untuk kota malang seperti warkop rj, grean camp us, dll.
Tipe semi hight class adalah biasa dimanfaatkan sebagai tempat komunikasi politik antar aktivis, maupun ketika ada tamu yang kelas ekonominya maupun kelas sosialnya lebih diatas disinilah mereka dijamu. Kadang-kadang untuk sekedar membeli nuansa para aktivis akan nongkrong ditempat ini, Tentunya tipe ini .lebih dan lebih dari segi harga dari dua tipe diatas walaupun secara kualitas kopi masih bisa bersaing dari dua tipe diatas.
Semisal theraz, kopja dll
Ada budaya yang lucu untuk penggunaan bahasa ajakan ke waroeng kopi, biasanya tidak asing ditelinga kita bahwa bahasa ajakan mari kita ngopi atau ke waroeng kopi, tetapi ketika sudah nyampai diwaroeng kopi entah yang mengajak maupun yang diajak malah tidak memesan kopi justru jus, susu dll. tetapi tetap saja ketika sepulang dari waroeng kopi ketika ditanya oleh orang lain kamu dari mana? Yah jawabannya adalah dari waroeng kopi.
Relative dan dinamis sebenarnya pemanfaatan budaya ngopi dan waroeng kopi bagi kaum aktivis, sesuai dengan kebetuhan dan kepentingan masing-masing.
Kembali kefenomena diatas dari dekade ke dekadenya kita bisa melihat sedikit perbedaan, untuk zaman kekinian khususnya untuk konteks malang bisa dibilang warkop sama halnya dengan ruang publik, warkop sebagai ruang sama halnya taman-taman di alun-alun dan ruang publik lainnya dan kopi sebagai bumbu untuk mengisi kehampaan ruang tesebut. sudah banyak waroeng kopi dijadikan sebagai tempat berkarya dan bersekolah ada beberapa warkop yang dijadikan base camp suatu komunitas maupun organisasi contohnya djaeng dengan mazhab djaengnya serta yang baru-baru ini kita lihat emge dengan sekolah sosiologinya.
Tetapi tidak semua pula para aktivis memanfaatkan ruang itu sebagai tempat berkarya karena realitanya adalah masih banyak aktivis mahasiswa yang salah kaprah tentang warung kopi, aktivis mahasiswa walapun masuk diorganisasi masih banyak yang terhegemoni oleh teman-temannya maupun terhegemoni oleh budaya buang waktu dan walapun sudah berorganisasi tetapi aktifitas kesehariaannya sama halnya dengan mahasiswa biasa atau kasarannya adalah ada sebagian kecil aktivis mahasiswa yang sangat apatis dan tidak ada bedanya dengan anak sma. Jadi ketika diwaroeng kopi kadang-kadang dari beberapa aktivis mahasiswa tersebut hanya nongkrong dan membuang waktu dan tidak mendapatkan apa-apa dari pembuangan waktu tersebut.
dilematisasi pergerakan aktivitas mahasiswa dengan pendahulunya bisa dibilang sedikit terpangaruh oleh adanya waroeng kopi, pada zaman soehato para aktivis mahasiswa selalu mengadakan konsolidasi diwaroeng kopi karena pada zaman otoriterisme hanya di ruang-ruang yang tersembunyilah para aktivis bisa berkonsolidasi dan saling mentransformasikan pemahamannya tentang kondisi pemerintah dan rakyatnya termasuk di warkop.
Disatu sisi perbandingan fasilitas mahasiswa sekarang sedikit lebih dari pada pendahulunya entah dari segi fasilitas teknologi untuk memudahkan mereka berkarya. Alat praga untuk berkarya sudah sedikit miring dan murah, Kita melihat dari beberapa aktivis sudah banyak yang terfasilitasi laptop maupun komputer oleh orang tuanya dan di dunia maya pun tersedia layanan yang gratis untuk mempromosikan karyanya semisal di blog maupun situs jejaring dll.
Dari sedikit pemaparan diatas tentunya kita lagi-lagi akan bertanya apakah dengan fasilitas dan lain-lain jikalau mau membandingkan dari segi pergerakan dan karya yang dihasilkan oleh para aktivis hari ini dan para pendahulunya kita sudah berani mengatakan dimasa hari inilah pergerakan dan karya kita yang lebih hebat dari pada aktivis yang sudah uzur.
Mari kita buktikan dan jawab bersama.
Hati-hatilah mencari teman ngopi karena kita bisa mendapatkan esensi ngopi yang bermanfaat tergantung siapa objek dan subjek yang kita temani diwarung kopi, membunuh waktu untuk melepas frustasi dari aktifitas perkuliahan dan berbagai masalah yang dihadapi tentunya bukan hanya diwarung kopi saja tempatnya, masih banyak ruang-ruang untuk menyelesaikan masalah walapun dalam tekanan kita tetap mendapatkan sesuatu yang baru dan bermanfaatkan.
Moh. Riqar Yanto M.
Disampaikan : Diskusi harian rayon ekonomi umm.
27-november-2011